Sejumlah Masyarakat Kartum Tolak Perpanjangan Lapter Bandara Nabire
NABIRE – Sejumlah masyarakat Kabupaten Nabire, khususnya yang bermukim di Kelurahan Karang Tumaritis
(Kartum) Distrik Nabire menolak atas pencanangan program kerja 100 hari oleh Bupati dan Wakil Bupati Nabire terkait
rencana perpanjangan Lapangan Terbang (Lapter) Bandara Nabire.
Aksi penolakan ini menguak Selasa (1/6) kemarin, ketika bupati bersama rombongan (kelompok kerja pelaksana 100
hari kerja) yang menanggani masalah pengukuran lokasi yang direncanakan untuk perpanjangan Lapter tersebut.
Nyatanya, antero rakyat Nabire tidak merespon bahkan menolak terhadap program kerja 100 hari Bupati, Isaias Douw,
S.Sos dan Wakil Bupati Meska Magai, S.Sos khususnya untuk pencanangan perpanjangan lapter sepanjang 1 Kilometer
(Km), karena dianggap menganggu masyarakat di daerah sekitar Kampung Harapan, Karang Barat dan Mapidoba yang
sudah puluhan tahun telah beranak cucu di arel yang rencananya akan digusur untuk obyek perpanjangan Lapter.
Di tengah keributan masyarakat yang menyatakan menolak terhadap hal ini, wartawan media ini menjumpai sejumlah
orang tua sebagai sampel dari sejumlah masyarakat Nabire yang menolak terhadap kebijakan tersebut. Diantaranya
Didimus Pakage, Seperius Pigai, D.M. You, Markus Gobay, Sutiyo, M. Sadi, Petrus Rumere dan K. Wally menyatakan
menolak dan tidak akan menerima tawaran dalam bentuk apapun dari Pemda Nabire.
“Kami warga tiga kampung ini sudah puluhan tahun tinggal di atas tanah ini dan kami sudah bersahabat dengan
alam disini bahkan beranak cucu ditempat ini. Jadi, kami tidak akan tinggalkan tempat ini dan menolak rencana Pemda
memperpanjang Lapter itu,” tutur warga yang sempat mengantarkan Douw-Magai menjadi Bupati dan Wakil
Bupati Nabire, kepada wartawan media ini, Selasa (1/6) kemarin.
Dikatakan mereka, pada prinsipnya warga setempat mendukung 8 program kerja yang telah dicanangkan oleh bupati
dan wakil bupati. Namun salah satu dari 8 program itu yakni perpanjang Lapter Bandara Nabire, cenderung berdampak
negatif, sehingaa warga menolak dengan tegas.
Menurut warga, jika Pemda bersama pihak bandara memperpanjang hanya tanah areal milik bandara yang diperkirakan
sekitar 100 meter lebih itu sah-sah saja. Akan tetapi warga menolak kalau bupati ingin menambah sekitar 1 Km. Sebab
menurut warga, tanah bukan milik bandara, tapi tanah sepanjang itu milik masyarakat.
“Pemerintah tidak perlu menggangu kami masyarakat dan kami juga tidak akan menganggu kamu, jadi kalau mau
bangun daerah lihat dulu baik-baik. Bupati ini ingatkah tidak, ‘kitorang ini yang kasih dia suara banyak-banyak
baro..?,” tutur mereka dengan bernada sedikit kesal. (wan/ist- ngutip : papos nabire)
Ikatan Sakura Indonesia
http://www.isiindonesia.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=2833
Warga Tolak Perpanjangan Bandara Nabire
4/
5
Oleh
Unknown