Oct 5, 2015

Program Bayar Bumil di Paniai Harus Melalui Tahapan

dr. Alex Pigay
Jayapura, Jubi – Program bayar Ibu Hamil (Bumil) yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Paniai melalui Dinas Kesehatan setempat untuk membayar setiap Bumil yang datang bersalin di klinik Persalinan ataupun di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat dinilai belum dapat meningkatkan angka kesehatan Bumil karena tak melalui pentahapan. Akhirnya pemberian bantuan ini dinilai tidak memiliki fungsi mendasar dan menghamburkan uang negara.

Hal itu dikatakan pemerhati kesehatan di Meuwodiide, dr. Aleks Pigai kepada Jubi, Senin (5/10/2015) melalui sambungan telepon. Ia meminta pemerintah paniai harus dapat menjelaskan indikator seorang Bumil mendapatkan uang sebesar itu dengan cuma-cuma.

“Saya minta Pemda Paniai melalui Dinas Kesehatan jangan cuma hambur uang negara sembarangan, apa lagi memberikan uang sebanyak Rp. 1 juta bagi setiap ibu hamil. Di sini harus jelas apa indikator seorang ibu hamil harus mendapatkan uang sebanyak itu. Jangan karena wanita itu hamil dan datang ketika mau bersalin, lalu ia dikatakan layak menerima,” ujar dr. Aleks Pigai.

Menurut Aleks, seorang ibu hamil berhak mendapatkan uang, jika ibu hamil harus melewati beberapa tahapan. Bukan karena waktu mau melahirkan, lalu langsung diberikan.

“Setidaknya dia (ibu hamil) itu melakukan pemeriksaan sejak awal dan melahirkan. Sehingga, kematian ibu dan bayi bisa dicegah dari awal dan akhirnya menurun. Kalau hanya datang ke klinik persalinan pada saat melahirkan saja, itu saya sangat meragukan apakah akan menurunkan angka kematian ibu dan bayi,” ucap Pigai bertanya.

Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih (FK-Uncen) Jayapura ini mengatakan, pihak Dinkes harus tahu program hamil dan tahapannya.

“Pasti di rumah sakit Paniai atau klinik bersalin milik Pemda itu pasti memiliki dokter. Hampir semua rumah sakit pasti memiliki dokter spesialis atau bidan. Tapi, saya ingin Dinkes harus fungsikan petugas-petugas Puskesmas yang tersebar di Kabupaten Paniai, seperti perawat dan bidan-bidan yang ada di kampung-kampung. Karena sisi lain mereka (Ibu Hamil) tidak bisa datang ke kota lantaran luas wilayah dan jarak tempuh yang cukup jauh,” imbuhnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Paniai, Robby Kayame mengatakan, pihaknya siap membayar 1 juta untuk setiap ibu yang melahirkan di klinik bersalin yang disipkannya. Karena hal itu merupakan komitmen duet pimpinan Paniai, Hengki Kayame dan Yohanis You yang menginginkan adanya pertumbuhan penduduk di atas 20 persen tiap tahunnya. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, sebelumnya angka pertumbuhan penduduk di kabupaten tersebut hanya 12 persen.

Bagi tiap ibu yang akan melahirkan, lanjutnya, pihaknya telah menyediakan sebuah klinik persalinan berlokasi di Puskesmas Enarotali Kota, Distrik Paniai Timur.

“Khusus untuk Kabupaten Paniai telah kami buka satu klinik bersalin 24 jam. Dan setiap ibu yang datang bersalin, pemerintah siap memberikan uang Rp. 1 juta per ibu di atas paket persalinan. Dengan harapan, angka kesakitan, kematian ibu bersalin dan bayi kita bisa turunkan dan bisa menigkatkan umur harapan hidup penduduk daerah ini,” kata Kayame. (Abeth You)

Sumber: JUBI
Rumah Rekabar

Sep 6, 2015

Template Baru Rumah Rekabar, Apa Kelebihannya?

Blog Rumah Rumah Rekabar Telah Lamah Eksis. Dalaum kurun waktu hampir 5 tahun blog ini mengunakan template Fresh Magazine 1.3 yang telah dimodifikasi.

Kini blog rumah rekabar berganti templte. Oleh kreatornya Mas Andes template ini diberi nama Bluesmulus-theme.

Sesuai dengan namannya template ini tampak mulus. Warna dominan putih dengan sedikit corak hitam dan biru. Sangat simple. 

Tentu saja template Bluesmulus-theme punya banyak  kelebihan. Salah satu yang paling menonjol ialah terdapat fitur Auto post Slideshow. Letaknya dibawa header, ada gambar slide, gambar yang berganti-ganti.

Templete lama Rumah Rekabar juga memiliki  post Slideshow. Tetapi, tidak secara otomatis muncul pada home page ketika mepostingan tulisan baru. Admin harus memasukan url gambar dan postingan pada kode html postingan terlebih dahulu. Kadang ini merepotkan.

Tapi dengan template bluesmulus-thema, admin tidak perlu repot-repot lagi edit kode html. Setiap kali mempostingan tulisan baru, secara otomatis judul postingan baru lengkap dengan gambarnya akan tampil di  Auto post Slideshow. Bisa dilihat dengan klik home.

Selain itu ada 3 kolom untuk menampilkan beberapa tulisan per label. Letaknya dibawa Auto post Slideshow. Kalau klik home akan tampil tiga kolom, dua kolum di kiri dan kanan atas, dan satu kolum lagi dibawanya.

Karena Rumah Rekabar Membawa Nama komples Karang Barat, maka tentu saja siapa saja yang tingal atau perna tingal di Karang Barat berhak untuk memposting di blog Rumah Rekabar. Untuk itu admin mengundang semua anak karang barat untuk turut serta menjadi author atau penulis.

Kalau ko belum diundang jadi penulis yang punya akses untuk posting di Rumah Rekabar, Kirim email saja ke rechabaronline@gmail.com
Admin akan mengundang sobat sebagai penulis. Kalau  suda konfrimasi undangan, sobat akan punya akses penuh untuk memposting tulisan di blog Rumah Rekabar. Log ini saja  blogger pakai email sendiri dan tingal posting.

Setiap kali postinga sobat tidak perlu menulis nama sobat sebagai penulis di atas  atau di bawa tulisan. Admin blog rumah rekabar sudah memodifikasi template ini. Secara otomatis photo profil dan nama serta bio singkat diri akun gplus akan muncul dibawa judul postingan. Ini juga menjadi salah satu kelebihan dari template baru Rumah Rekabar

 Contohnya dapat dilihat pada gambar dibawah.

Kalau masi bingung sobat bisa lihat tulisan Mikael Kudia dengan Judul Pemungut Kaleng.
Tulisan itu ia posting sendiri dengan log in dengan alamat emalnya sendiri.

Akhir kata template ini masi jau dari sempurna. Masi perlu banyak dilakukan modifikasi. Tapi biar tahan-tahan dulu he,he,he.  Tapi tenang, setahap demi setahap akan diperbaiki.

O, io, kalau ada usul, link dan widget apa saja yang perlu ditambakan dalam blog Rumah Rekbar, silakan tinggalkan pesan.

Terimakasi.

Pemungut Kaleng

Dua anak asli Papua (Foto: Ist)
Rumah Rekabar -- Masih segar dalam sa pu ingatan, kisah sewaktu sa masih kelas empat SD. Siang itu setelah pulang sekolah, sa pigi cari kaleng di tepat belokan SD Kalibobo, menuju Bumiwonorejo.

 Kaleng yang sa kumpul, sa masukan dalam karung beras ukuran 50 kilo, yang biasanya menjadi jatah perbulan para pegawai negeri sipi. Beratnya kira-kira 11,2 kilo, itu sudah cukup banyak. Sa jalan menyusuri pinggiran parit menuju arah barat, karung sa pikul di atas bahu karena karung tersebut lebih besar dari tubuh saya.

Sambil berjalan saya tetap memungut kaleng walaupun karung sudah hampir penuh. Di di tumpukan sampah, di sebelah barat SD Kalibobo, saya berhenti lalu asyik dan tenggelam dalam memilah-milah sampah kaleng. Tanpa saya sadari, satu kompi mobil patroli melaju ke arah saya. Saya tidak pernah berurusan dengan polisi, maka sa tra ambil pusing.

Mobil patroli itu tiba-tiba berhenti tepat depan saya mereka bergegas turun dan langsung merampas sa pu karung yang penuh dengan kaleng. Karung tersebut lalu di buang di kali (sungai), yang jaraknya hanya beberapa jengkal dari tempat saya berdiri. Setelah membuang barang yg sa setengah mati banting tulang cari keliling kota, dong angkat sa ke dalam mobil patroli dan di bawa ke kantor polisi.

Adooohh, sa tra bisa bicara banyak, karena manusia kerdil, jadi dong angkat macam angkat beras dan main buang di mobil Patroli saja. Saya menangis minta pulang. Tetapi dalam mobil tersebut ada juga sa pu teman tiga yang lebih dahulu dapat angkat. Mereka membuat sa pu pikiran sedikit tenang.

Sampe di Polres yang letaknya dekat samping Air Port, kitorng di bawa ke dalam satu ruangan, lalu diperiksa satu persatu. Polisi dong tanya ke kami, dong curiga kami melakukan pencurian di kantor Polres. Katanya ada beberapa alat penting yang hilang di Polres sehingga dan dong tuduh torang sebagai pelakunya. “Kalian kita tahan karena beberapa waktu lalu ada beberapa pucuk senjata dan surat-surat penting yang hilang,” kata polisi berbadan sedikti gode yang mengintrogasi kami.

Waktu dengar Papol pu bahasa, sa ketakutan. Sa menangis tambah bongkar sambil batariak, “Bapaaaa, Mamaaaa tolong saaaaa…… (Adohh, sa hancur kalau ingat itu, hahahahahaha).

Sa menangis sampe mata bengkak-bengkak, sa takut dapat bunuh dari polisi dong jadi. Tong duduk tunggu-tunggu sampe jam empat sore. Polisi dong lalu suruh tong tiga mandi di kolam renang di Polres, setelah itu polisi dong mulai periksa lagi, sampe jam hampir malam, sekitar jam enam.

Karena trada barang bukti atau mungkin dong sengaja alasan untuk permainkan kitong tiga, jadi polisi dong buat surat tembusan dengan keterangan dari Polres. Surat itu dong suruh tong kasih ke orang tua. Kami di perbolehkan pulang.

Dari kantor polisi da harus pulang jalan kaki  hampir empat kilo baru sampe di sa pu rumah. Tiba di rumah, karena sa takut sa pu Bapa, sa tra kasi surat ke Bapa dia. Surat itu sa bungkus dengan bingkisan kado ulang tahun ukuran kecil lalu sa taruh dalam Bapa de pu kofor yang de simpan loteng rumah.

Waktu berselang beberapa tahun, hingga sa SMA Kelas III, sebelum dengar hasil lulus, balik ke rumah bersih-bersih rumah. Tra sadar kalau surat yg dulu dengan tembusan Polres Nabire, bertanggal 28/02/2004 masih di tempat yg sama. Sa ambil surat itu sa baca berulang kali, sambil hancur tertawa terbahak-bahak.

Sebulan kemudian sesudah dengar kelulusan, sa hilang dari kota dan orang tua, cari makan dan minum di luar negeri, luar dari negeri West Papua.

Adohh, semoga barang (surat) itu masih ada, biar nanti sa kasih lihat ke semua yg baca tulisan ini.. he he he he he.. Waktu ituuu, Kelas IV SD, Tgl 28/02/2004, dulu eeeeeeeeeeeee.

Catatan:

Kisah ini diceritakan berdasarkan pengalaman pribadi penulis. Memang, situasi pada saat dimana ketegangan yang begitu ambruk. Anak terlantar sembarang, miras dan obat-obat terlarang berhamburan di kota Nabire, khususnya Karang Barat yang membuat begitu banyak anak-anak usia sekolah putus dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi dengan keadaan kota yang serbah hancur.

Pesan:

Mari membangun kota tercinta, komplek tercinta (Karang Barat) menjadi lebih baik, dan menjadikan Karang Barat sebagai tempat belajar kita bersama.