Jul 23, 2011

Menuju ke Tempat Perkuliahan


Waktu itu tanggal 23 Mei 2010, saya menyelesaikan tugas saya sebagai pelajar. Saya pun berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih Tinggi. Saya meninggalkan Kota Nabire, kampung halaman dan menuju ke tempat perkuliahan di negeri orang. Saya merantau mencari ilmu.

Dengan penuh rasa sedih saya menaiki kapal putuh, KM. Dorolonda dari Pelabuhan Samabusa, Nabire. Waktu itu kira-kira pukul 15.32, kapal bertolak menuju Manokwari. Saat itu, saya hanya membawah uang (mege) saku Rp.150rb saja untuk saya gunakan dalam kapal selama 1 minggu perjalanan. 


Awalnya, Saat naik kapal saya mengira hanya ada saya saja, satu-satunya anak Papua dalam kapal. Ternyata tidak. Di dalam kapal saya bertemu Kak Bhino Degei dan adiknya, Alfret Degei. Mereka berdua hendak menuju Surabaya, sedangkan saya tujuannya ke Semarang. Waktu itu, saya tidak tau keadaaan dalam kapal dan letak wilayahnya Surabaya itu seperi bagaimana. Saya merasa dengan adanya kakak beradik ini, saya dapat bersama-sama di satu barak serta berdekatan tempat tidur dalam kapal hinga Surabaya. 

Kesialan

Sial, alat komunikasi (Hp) saya hilang di tengah perjalan menuju Bitung. Pada saat itu juga saya kehilangan kontak komunikasi dengan kakak dan Om saya yang nantinya menjemput saya di pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya.

Saat itu saya
bingung nanti pada saat sampe di Surabaya apa yang harus saya lakukan untuk mencari keberadaan mereka berdua itu.

Terus saya tanya sama kax Bhino “ Ada amos pu nomor kontak kah? Kax Bhino menjawab Ado…. ade kurang tau ni, kax coba lihat di nomor kontak hp dulu e...” Kak Binu melihat HPnya untuk mencari nomor kontaknya.
Dalam hati saya berharap semoga nomor kontak Kak Amos ada

Tiba-tiba ada nomor baru yang kontak Kak Bhino. Kak Bhino angkat pangilan itu. Ternyata Kak Amos yang bel dan menanyakan posisi dan keberadaan kami. Hati saya merasa gembira karena bisa mengetahui keberadaan Kakak dan Om lewat Hpnya Kak Bhino hingga sampai di pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. 


Sampai Surabaya
Saat kapal mulai sandar di palabuhan Surabaya, saya melihat kak amos dan kakak yang lainnya di bawah yang lagi menanti kedatangan kami dari Papua. Setelah turun dari kapal kakak tersebut datang dekat kami dan berjabat tanggan serta berkataAde selamat datang”. Saya merasa senang sekali bisa bertemu dengan mereka disana (kakak dan om saya). Setelah itu kami semua bergegas membawah barang kami semua dan menuju terminal. Saya dan om naik bus menuju ke Semarang, dan kakak saya berasama dengan temannya menuju ke Jogja. Dari semarang saya akan ke Salatiga.

Sekian sudah cerita dari saya dalam perjalanan seminggu dari
Nabire ke Surabaya, hingga sampai di tempat perkuliahan saya di Salatiga sekarang ini.

[ aman pigai ]

Artikel Terkait

Menuju ke Tempat Perkuliahan
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email